CAKRAWALA7.COM – Pertikaian berdarah diduga terjadi antar dua kelompok di kawasan simpang Jalan Subur-Jalan Kalimutu, Monang-Maning, Denpasar Barat, Jumat (23/7). Akibatnya satu orang anggota salah satu ormas bernama Gede Budiarsa, 34, tewas ditebas dengan parang.
Dikutip dari media Bali Ekspress sumber yang ditemui koran ini di lokasi, peristiwa bermula pukul 15.00 Wita, kala Budiarsa yang merupakan anggota ormas datang bersama temannya ke sebuah rumah di Jalan Gunung Patuha VII, dekat Banjar Sanga Agung, Denpasar Barat.
Usut punya usut, rumah itu merupakan kantor tukang tarik motor kredit macet atau debt collector kelompok Mata Elang yang dimiliki seorang asli Ambon, Maluku bernama Beni.
“Dua orang ini menanyakan motor yang ditarik oleh kelompok debt collector itu, mereka juga membawa senjata,” ujar sumber itu. Saat pria asal Kubutambahan, Buleleng itu menanyakan unit motor yang ditarik, terjadi pertengkaran hingga salah satu anggota ormas ini memukul anggota kelompok debt collector bernama Joe. Namun tak sampai disitu, satu orang lagi bergerak memecahkan kaca kantor debt collector. Sehingga kelompok Mata Elang yang berjumlah belasan saat itu tidak terima dan berniat menghajar keduanya.
Merasa terancam, keduanya melarikan diri ke arah Jalan Gunung Rinjani. Tetapi tanpa diduga ada anggota kelompok debt collector yang duduk di sebuah warung mengikuti kedua orang itu sambil membawa senjata tajam jenis parang.
Akhirnya tiba di Simpang Jalan Subur dan Jalan Kalimutu, apes dialami anggota ormas Gede Budiarsa yang langsung kena tebas oleh orang yang mengejarnya. Pria bertato itu mengalami luka di bagian kepala hingga leher, bahkan tangannya disebut sampai putus, hingga akhirnya tewas tergeletak di tengah jalan. Jenazah Budiarsa dibawa ke RSUP Sanglah untuk proses lebih lanjut. “Temannya yang tewas ini, sudah kabur pakai sepeda motor,” tambahnya.
Kejadian itu berlangsung sangat cepat, dan setelah korban tergeletak barulah warga sekitar heboh karena darah banyak tumpah dari tubuh korban, hingga terjadi kemacetan. Tubuh korban sejatinya masih dapat bergerak, namun karena darah banyak yang keluar sehingga tak tertolong lagi.
Pihak kepolisan pun telah melakukan penyelidikan, dan disebut telah mengamankan tiga orang dari kelompok debt collector. Sejumlah orang dari kelompok Mata Elang kabur, kantor yang menjadi markasnya telah kosong.
Sementara Dirkrimum Polda Bali, Kombespol Djuhandani Raharjo Puro didampingi Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat ditemui di lokasi kejadian, belum bisa memberikan komentar. “Nanti ya,” tandas mereka singkat. (ay)
Komentar