cakrawala7.com Sebanyak 643 peternak terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo bisa tersenyum lega. Mereka baru saja mendapatkan dana bantuan dari Kementerian Pertanian, masing- – sing sebesar Rp 10 juta hingga Rp 50 juta. Tergantung jumlah ternak mati yang dimiliki. Jumat, 12 Februari 2023.
Bantuan diserahkan langsung Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan) drh. Syamsul Ma’arif, di Pendapa Kabupaten Ponorogo.
“Total peternak yang menerima bantuan ada 643 orang. Masing-masing berhak menerima bantuan sebesar Rp10 juta untuk setiap ekor sapi yang mati karena terdampak wabah PMK,” ungkapnya.
Bantuan itu, kata Syamsul diberikan secara nontunai untuk peternak yang sapinya mati. Dia menyebut total ternak yang mati di Ponorogo, akibat PMK selama periode pandemi sejak 2022 hingga saat ini tercatat ada 1.095 ekor.
Syamsul memastikan semua peternak terdampak PMK yang mengajukan permohonan sesuai syarat berlaku, akan mendapat klaim bantuan dari pemerintah. Namun penyerahan bantuan tersebut, akan diberikan secara bertahap.
“Untuk saat ini, dari 643 peternak yang berhak mendapat bantuan baru kami serahkan untuk 594 peternak. Sisanya 49 peternak akan menyusul di tahap berikutnya,” katanya.
Meski tidak seharga sapi pada umumnya, Syamsul berharap bantuan pemerintah tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk usaha ternak. Sehingga, peternak tidak jera atau kapok dalam meneruskan usahanya tersebut.
“Bantuan ini memang tidak bisa dibelikan sapi lagi, tapi bisa dibelikan kambing. Jika memang tetap ingin beternak sapi, ya dibelikan yang kecil saja dulu,” imbuhnya.
Masih di momen yang sama, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah pusat yang hadir mendampingi masyarakat. Khususnya bagi peternak yang terdampak PMK di Ponorogo.
“Saya ucapkan terima kasih, ini bentuk pengobat luka dari kejadian kemarin (PMK) yang sangat parah,” kata Kang Giri.
Kang Giri berharap agar bantuan tersebut, bisa dimanfaatkan dengan baik. Terutama bisa digunakan untuk melanjutkan usaha ternak. Mengingat, Ponorogo dan juga daerah lain saat ini tetap membutuhkan supply daging dan juga susu ternak.
“Tentu saja memang ada yang tidak bisa menerima bantuan, karena ada maladministrasi. Sedangkan pemerintah kan administrasinya memang harus tertib,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu pula, Kang Giri juga mengapresiasi Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) yang secara cepat mendata peternak melalui aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia (iSIKNAS) untuk mendapatkan bantuan.
“Sesungguhnya dibandingkan dengan kabupaten lain, Ponorogo juga tidak terlalu jelek. Tapi kami rajin mendata dan diunggah ke iSIKNAS. Jadi perkembangannya bisa dipantau,” terangnya. ()
Komentar