CAKRAWALA7.COM- Jalan poros desa dan fasilitas umum jembatan desa yang kewenangan perawatan dan pemeliharaannya ada di tangan Pemerintah Kabupaten telah mengalami kerusakan parah. Dua titik tersebut berada di dua desa diwilayah Kecamatan Bungkal.
Jalan poros desa yang menghubungkan Desa Munggu dengan Desa Pager kemudian Jembatan Depok yang berada diruas jalan poros desa yang menjadi akses penghubung antara Desa Nambak dengan Desa Bekare serta Desa Koripan, Kedua titik akses vital tersebut rusak karena tergerus air sungai, Minggu 28 Februari 2021.
Dua jalan poros desa yang mengalami kerusakan karena sama -sama tergerus air sungai dari kedua desa tersebut adalah jalan poros desa penghubung Desa Munggu dengan Desa Pager yang berlokasi di lingkungan Galih Dusun Munung di Desa Munggu Kecamatan Bungkal.
Semula jalan poros yang berada di lingkungan Galih ini memiliki bentang lebar badan jalan seluas 6 meter, akibat tergerus air sungai sekarang ruas jalan tersebut tinggal 2 meter sehingga tidak dapat digunakan untuk sarana fasilitas umum.
“Hancurnya bronjong dan ambrolnya badan jalan ini karena tergerus air sungai, karena kebetulan titik tersebut menjadi totokan banjir atau arus air sungai yang sangat deras, dulu ini badan jalan ini ruasnya 6 meter, sekarang hanya tersisa 2 meter, sementara kalau mau di tambah ruas jalan lagi, sudah tidak bisa karena sudah masuk pekarangan milik warga setempat, kondisi ini sudah hampir dua tahun, dua minggu lalu sudah ditijau oleh tim dari BPBD Ponorogo namun BPBD tidak sanggup.” ujar Ketua BPD desa Munggu Sudarsono.
” Saya sangat berharap kepada pemerintah yang baru ini untuk segera menindak lanjuti karena ini sarana vital dan satu satunya akses jalan poros penghubung dua desa. Apalagi di sana ada 4 wilayah RT. Saya sangat kasihan bila ada warga kami yang sakit, mau melahirkan atau meninggal karena kendaraan roda empat seperti ambulance tidak bisa melintas. Pernah dahulu ada warga kami yang meninggal akhirnya ambulance nya berhenti disini kemudian jenazah pindah untuk selanjutnya digotong atau dipikul,” keluh Sudarsono.
Hal serupa juga terjadi di jembatan Depok yang berada di Dusun Masaran Desa Nambak yang jemblong atau ambles sekitar satu minggu lalu.
Warga dan pihak pemerintah desa melakukan penutuban akses ini karena dikawatirkan mengancam keselamatan warga.
Sesuai dengan informasi di lapangan bahwa jembatan yang memiliki bentang panjang 16,5 meter dan lebar 3,5 meter serta ketinggian dari dasar sungai mencapai 8 meter lebih itu pernah mengalami putus atau ambrol total pada 9 Maret tahun 2019 lalu.
Kemudian pada tahun yang sama jembatan tersebut diperbaiki oleh BPBD menggunakan kontruksi besi. Dengan ditambah dua tiang penyangga ditengah bantaran sungai. Namun seminggu yang lalu jembatan tersebut amblas, meski demikian kontruksi jembatan tersebut masih utuh.
Seperti yang di katakan Kepala Dusun Masaran, Desa Nambak, Andik .S kepada media, penutupan jembatan tersebut sudah satu Minggu yang lalu.
” Jemblong atau amblesnya jembatan ini sudah satu Minggu yang lalu. Karena pondasinya ambles agar tidak membahayakan warga, maka jembatan ditutup total. pondasi yang lama tergerus aliran sungai. Jembatan ini yang menghubungkan Desa Koripan dan Bekare.” terangnya.
” Harapan kami atas nama pemerintah desa dan masyarakat supaya pemerintah segera meninjau dan membenahi.” harap Sudarno.
Kepala Desa nambak Tugimin, juga berharap jembatan yang pernah ambrol dan direhap tahun 2019 lalu sekarang jemblong lagi akibat pondasi penyangga jembatan sisi selatan sudah keropos tergerus air sungai.
“Kami berharap secepatnya direhap dan dibangun permanen karena ini jembatan poros yang menghubungkan dua desa,” tegasnya.
Sementara kepala BPBD Ponorogo, Basori mengatakan kalau pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lokasi jembatan amblas.
“Kemarin sudah kita cek dan sudah kita adakan kaji cepat terkait kerusakan pondasi lama sisi selatan yang retak-retak, baru nanti kita buat perencanaan penanganan nya tentu nanti kita koordinasikan dengan dinas tehnis terkait termasuk yang Desa Munggu sudah kami tinjau kesana , karena harus menggunakan anggaran yang besar, kami tidak mampu, maka dari itu kita usulkanke Dinas PUPR,” tegas Basori.
” Pada prinsipnya BPBD segera menangani, agar kegiatan warga tidak terganggu.” pungkas Kepala BPBD Ponorogo.
Di wawancarai secara terpisah terkait dua lokasi yang rusak dan menjadi fasilitas umum diKecamatan Bungkal tersebut kepala Dinas PUPR, Jamus Kunto agar di tanyakan ke Bappeda.
“Untuk yang jalan poros desa Munggu coba di konfirmasikan ke Bappeda, apakah ada usulan pendanaan untuk penanganannya atau tidak. Kemudian untuk jembatan amblas yang ada di desa Nambak-Koripan masih akan kami konsultasikan dengan Bappeda terkait penanganannya,” terang Jamus Kunto Purnomo.(mal)
Komentar