Cakrawala7.com – Paguyuban Pecinta Sungai (Pantangi) Dam Cokromenggalan melakukan pembersihan sungai dengan cara bergotong royong melibatkan Pokdarwis dan Dinas Pengairan (PU), Kabupaten Ponorogo. Minggu 30 Januari 2021.
Kepala Kelurahan Cokromenggalan Ahwahyuning Hirowati pada saat kegiatan gotong royong tersebut juga hadir dalam rangka pembersihan sidemen sungai mengatakan bahwa saat ini sudah jarang komonitas seperti Patangi ditemui.
“Kami sangat bersyukur bahwa komonitas yang peduli lingkungan seperti Patangi ini ada di wilayah Kelurahan Cokromenggalan.” ungkapnya.
“Mereka sangat peduli lingkungan, terlebih dalam memperhatikan sungai dengan segala macam limbahnya, selain itu Dam Cokromenggalan ini merupakan salah satu icon wisata di lingkup Kelurahan Cokromenggalan, tentunya kami sebagai salah satu unsur pemerintahan terkecil di lingkungan Pemkab Ponorogo berterima kasih dengan aksi dan kepedulian komonitas Pantangi.”terangnya.
Kepala Kelurahan Cokromenggalan berharap kedepan akan ada perhatian khusus dari instansi terkait sehingga lingkungan Dam Cokromenggalan akan mempunyai nilai tambah sebagai obyek wisata.
Sementara itu, Teguh Rahardjo, S, H. , sebagai wakil dari komonitas Pantangi juga sebagi Ketua Pokdarwis mengatakan bahwa antara Komonitas Pantangi dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) sangat berkaitan.
“Kami, selaku Kelompok Sadar Wisata tinggkat kelurahan dengan Komonitas Pantangi dangat berkaitan, Pokdarwis mempunyai tugas meningkatkan nilai jual wisata di daerah setempat, mulai dari memanfaatkan ruang terbuka hijau, memanfaatkan aliran sungai yang tidak pernah kering, temasuk memanfaatkan prabu wisata selain itu juga meningkatkan nilai jual kuliner di sepanjang aliran sungai, dan tempat bermain anak anak,”ungkapnya.
“Sementara tugas dari Pantangi adalah membersihkan sungai dari segala macam kotoran, termasuk mengangkat sedimen yang ada di aliran sungai tersebut,”terangnya.
Dalam menjalankan kegiatan tersebut mereka mengaku tidak pernah ada yang memberikan perintah, meraka bergerak karena rasa kepedulian terhadap lingkungan.
“Kegiatan seperti ini tidak ada yang memerintah, karena kami sadar dan peduli terhadap lingkungan. Jadwal kami satu bulan kita lakukan pembersihan dua kali.”
“Tetapi jika kita rasa ada limbah kotoran yang membahayakan seperti potongan bambu (carang) yang sekiranya akan membahayakan pengendara yang lewat diatas jembatan maupun jembatan itu sendiri, ya saat itu juga kita turun ke sungai untuk melakukan pembersihan.”pungkasnya (ay/dn)
Komentar