
cakrawala7.com – Menindaklanjuti keluh kesah petani terkait kurang maksimalnya teknis irigasi Waduk Bendo untukĀ beberapa area persawahan, Bupati Sugiri Sanxoko bergerak cepat mengadakan rapat koordinasi bersama lintas sektor dan jajaran Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo, Kamis, 11 Januari 2024.
Berlangsung di Kawasan Kantor Pengelolaan Waduk Bendo Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, rapat tersebut membahas mengenai akar masalah hingga solusi agar irigasi dari hulu ke hilir dapat berjalan dengan baik dan teraliri secara optimal.(09//01/24)
“Jadi mulai dari Sambit hingga ke Bungkal bagian timur yang dulu bisa mendapatkan irigasi teknis dari Bendo, sekarang ketika bendungan sudah jadi maka ada sesuatu yang harus kita carikan solusi bersama, tidak sampai salah airnya,” ujar Bupati Sugiri Sancoko.
Usai rapat, Bupati Sugiri Sancoko didampingi jajaran BBWS Solo, Komisi 5 DPR RI Ali Mufti, Dinas PU Provinsi, Kepala Bappeda Litbang Ponorogo, Dinas PUPKP serta kepala desa terdampak, turut meninjau langsung beberapa titik aliran irigasi. Hal ini untuk mengetahui dan mengurai permasalahan yang terjadi sekaligus mencari titik temu untuk mengatasinya.
“Ketika melihat di lapangan problemnya apa siapa melakukan apa biar taktis lebih cepat, ini cara yang paling pendek menurut saya. Misal ada sedimentasi, BBWS kita ajak untuk ngeruk bersama, lalu jika ketika ada tanggul yang kemiringan elevasi saluran nanti kita fikir bersama,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Hanif Triawan Sub Koordinator Irigasi dan Rawa BBWS Solo mengatakan bahwa peninjauan tersebut dimulai dengan mengecek ketersediaan debit air serta kemungkinan kendala teknis lainnya.
“Apakah memang yang disampaikan dari kepala desa terjadi di musim MT3 (musim kering), kita cek nanti apakah secara ketersediaan itu memang kurang. Juga, terkait aspek teknis, apakah memang terjadi tekor di elevasi. Kalau memang seperti itu tentu harus ada rekayasa sehingga nanti air yang ada di saluran primer ngindeng ini akan bisa mensurpulasi yang ada di tambak watu,” ungkapnya.
Diketahui, Bendungan Bendo yang diresmikan sejak 2021 itu, memiliki daya tampung 43 juta m3. Dimana tampungan tersebut mampu menyuplai kebutuhan irigasi untuk 7.800 hektar sawah di area Bendo dan Madiun.
Dengan adanya berbagai keluh kesah yang diungkapkan para petani, nantinya akan menjadi catatan untuk ditindaklanjuti ke depan.
“Untuk Bendungan Bendo tampungan 43 juta kibik ini terproyeksi sekitar 7.800 hektar. 3.300 hektar untuk area Bendo, 4.500 hektar untuk daerah irigasi yang ada di Madiun,” ujarnya.
“Nanti kita cek data di MT3 apakah memang tampungan yang ada di waduk bendo apakah memang cukup. Ini yang menjadi catatan kita,” tambahnya. (*)
Komentar