oleh

Pengrajin Aksesoris Kulit Sepeda Onthel, Alami Penurunan Omset di Tengah Pandemi

Miskam, pengrajin kulit sepeda onthel desa Nambangan, Kecamatan Sukorejo

Cakrawala7.com. Ponorogo, – Terjadinya pandemi Corona mempengaruhi penurunan omzet bagi pelaku usaha pengrajin kulit di Desa Nambangrejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

Adapun penurunan omzet dipengaruhi daerah pemesan serta pengiriman semenjak  diberlakukan lock down. Sehingga jumlah pengiriman serta frekwensi pengambilan produk oleh pedagang luar kota maupun lokal berkurang tidak seperti saat waktu normal.

Seperti dikatakan pemilik usaha kerajinan kulit, Miskam(70) yang beralamat di Jl Melati, Rt 01 Rw 01 Desa Nambangrejo Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, kepada awak media  ia mengaku sejak pandemi corona omzetnya menurun.

“Yang disaat normal saya berdua sama istri bisa menyelesaikan dan menjual 300 buah tas dalam tiga bulan dengan tenaga dua orang. Namun saat pandemi saya tambah dua tenaga lagi jadi 4 orang tenaga sebulan tidak bisa menyelesaikan 300 buah tas. Lambannya karena permintaan dari pedagang juga turun, ini belum selesai finishing tasnya,” kata Miskam yang mengaku semenjak usia SD sudah menekuni perajian kulit ini.

Hal ini tidak hanya dirasakan oleh bapak dari 4 anak dan 6 cucu ini. Namun juga dirasakan oleh pengrajin kulit lainnya yang ada didesa Nambangrejo tersebut.

” Dulu di sini hampir setiap rumah membuat kerajinan kulit, makanya desa Nambangrejo dikenal sebagai sentra kerajinan kulit. Namun sekarang hanya tinggal beberapa gelintir orang yang masih bertahan. Ramai-ramainya ditahun 1985 semua rumah penduduk disini sebagai pengrajin. Sekarang tinggal saya, Rohmani, Moh (anak Pak RT), Sutris, Madjaini dan Sisur,” ungkap Miskam lagi.

Ny. Rohmani istri Miskam juga menuturkan hal yang sama saat ditemui awak media di rumahnya yang beralamat di Jl. melati Namabangrejo ini.

“Penuruan omzet sudah hampir 40 persen lebih disaat pandemi ini. Hal ini seiring dengan berkurangnya jumlah pembeli yang memesan juga tidak seperti biasanya, kota tujuan seperti ke Jogja, Magetan dan Surabaya saat itu  diberlakukan aturan lockdown. Sehingga keluar masuk barang di antar kota menjadi kesulitan, hal tersebut yang mengakibatkannya penurunan omzet kami, berbeda pada waktu kondisi normal, tuturnya.

Miskam menuturkan, bahwa anak pertamanya juga menjalankan bisnis nya melalu melalui media on line, tetapi tetapi tetap saja tidak bisa maksimal, ” Untuk satu tas aksesoris sepeda unto pertasnya seharga Rp 100.00,-  sedang untuk sabuk Othok seharga Rp,300,.00 hingga Rp, 400.00,-  Biasanya pembeli lokalan dari Madiun atau seputar daerah sini  pembeli langsung  rumah saya, namun sekarang masih sepi,” pungkas Miskam. (km)

Komentar

Leave a Reply

News Feed