oleh

Pengrajin Batik Tulis Asal Bungkal Kembangkan Usaha Hingga Harga 7 Juta Perlembar

Cakrawala7.com – Pengrajin Batik yang berada di Desa Nambak Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo sudah lama dikenal sebagai perajin batik tulis di Ponorogo selatan. Karena kerajinan batik tulis yang berlebel “Fajar Batik” ini mulai ditekuni sejak tahun 2011 lalu. Usaha batik tulis ini milik pasangan suami istri, Dian Fajar Riono (51) dengan Ika Triwulan (34) yang beralamat di Jl. pemuda RT 01 RW 02 Desa Nambak Kec Bungkal atau tepatnya dibarat Balai Desa Nambak.

Perajin batik tulis di kecamatan Bungkal Ponorogo

Sebagai perajin batik tulis, terdapat banyak ragam motif yang dapat dijumpai ditempat ini. Namun batik tulis hasil karya pasangan suami istri asal Desa Nambak ini memiliki motif yang di dominasi panorama alam yang bercirikan Ponoragan. Seperti motif reyog, merak, asoka dan bercorak ikan yang habitat hanya ada di wilayah Ngrayun yaitu ikan Gateng, ande-ande lumut, serta parogo Reyog Ponorogo, Menyongsong musim hujan, Ikan sidat , Kupu kupu, Reyog parang kawung, Turonggo nogo, merak sakkembaran, bunga widjaya kusuma, merak kinasih, bunga cengkeh dan masih banyak motif-motif yang lain.

Alasan Nano sapaan akrab Dian Fajar Riono ini memilih dan lebih menekuni batik tulis dari pada batik printing karena batik tulis mempunyai nilai tersendiri yang khas dan juga dari sisi kwalitas lebih bagus. Apalagi batik tulis hasil karya keluarga Nano ini berbahan dasar pewarna dari alam. Seperti bahan pewarna dari daun bungur, kulit mahoni, secang, jolawe sedangkan untuk warna biru indigo Nano menggunakan tom.

“Jelas untuk mutu dan kwalitasnya lebih bagus batik tulis dari pada printing. Karena semua bahan pewarna yang saya gunakan berasal dari bahan dasar alam, bukan dari bahan kimia jadi lebih bagus kwalitasnya, sedangkan untuk bahan mori dan malam buat membatik saya datangkan dari Solo dan Jogjakarta,” terang Bapak dua anak ini.

Ketika di singgung terkait kerajinan batik tulis yang ditekuni oleh pasutri Nano dan Ika ini. Nano mengaku memilki kepiawian membatik ini dirinya belajar dari otodidak. Sementara kalau istrinya belajar dari Kakaknya yang berdomisili di Pacitan.

” Saya belajar dari otodidak dan nyonya saya belajar dari kakak saya yang tinggal di Pacitan. Yaitu Mbak Toni Retno yang dikenal dengan Batik Tengah Sawah yang bermotif Pace,” ungkap Nano.

Sementara itu ketika di singgung soal omzet dari kerajinannnya ini bapak dua anak yang juga menjadi tutor dan pembina di gedung batik milik Pemkab Ponorogo hanya senyam senyum saja kepada wartawan.

“Waduh gimna ya mas, kalau omzet sebelum ada virus covid-19 ini lumintu (rutin) dan bahkan banyak kekurangan stok karena banyak pesanan, sementara tenaga atau karyawan saya belum banyak, baru ada 6 orang yang dua membatik di rumah saya bersama nyonya saya sedangkan yang 3 orang lagi membatiknya dikerjakan dirumahnya masing-masing lalu setelah jadi baru dibawa ke sini,” imbuh Nano.

” Sebelum wabah covid ini banyak pesanan untuk seragam bahkan sampai 25 lembar tiap bulannya. Ukuran perlembarnya 2,5 meter x 1,15 meter. Mengenai harga batik tulis kami ini sangat bervariasi, mulai dari harganya Rp 250 ribu, 500 ribu, 700 ribu, 900 ribu, 1 juta, 1,5 juta , 3 juta dan bahkan ada yang hingga harga 7 juta, semuanya tergantung dari tingkat kesulitanya, ” jlentrehnya.

Pemasaran dari Batik tulis “Fajar Batik” ini mulai dari wilayah Ponorogo, Surabaya, Jakarta dan bahkan sampai Luar negeri.

Perajin batik tulis

“Untuk ponorogo biasanya banyak pesanan dari kantor-kantor seperti Bappeda, DPRD dan instansi lainya, mengenai harga bervariative, ada juga yang hingga mencapai 2 jutaan, sementara untuk seragam sekolah belum ada yang pesan ke kami,” rincinya.

Sementara itu Kepala Dinas Perdakum Kabupaten Ponorogo, Adien Andanawarih ketika di konfirmasi memberikan himbauan kepada para pelaku home industri atau pelaku usaha UMKM di Ponorogo pihaknya akan memberikan pembinaan dan jika membutuhkan asupan modal, pihaknya akan menjebatani.

” Kalau ada yang membutuhkan modal silahkan mengajukan ke bidang koperasi UMKM. Karena di sana itu tempat permodalan baik bantuan atau pinjaman dengan cicilan yang ringan, ” terang Adien. (KM)

Komentar

Leave a Reply

News Feed