cakrawala7.com – Resmi, sesuai janji Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI 2021 lalu, akhirnya Reog Ponorogo dipilih menjadi nominator Indonesia pada sidang penetapan Warisan Budaya Tak Benda / Intangible Cultural Heritage (ICH) the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2024.
Sidang tersebut dijadwalkan digelar pada November atau Desember 2024 nanti. Di laman resmi UNESCO -www.ich.unesco.org–, Reog masuk kategori kesenian pertunjukan urgent safe-guarding list (USL).
Menindaklanjuti hal ini Direktur Jendral kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI, Hilmar Farid, mengabarkan sekaligus berkoordinasi langsung dengan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko di Pringgitan Rumah Dinas Bupati, Sabtu (1/7/2023).
“Akan disidangkan 2024 mendatang, kemarin dapat konfirmasi langsung dari UNESCO,” terang Hilmar.
Hilmar mengungkapkan dokumen usulan Reog Ponorogo diminta UNESCO untuk menyempurnakannya. Ditjen Kebudayaan, Pemkab Ponorogo, tim asistensi pengusulan, terangnya, segera menindaklanjuti permintaan itu, kemudian segera dikirim kembali ke UNESCO.
“Insya Allah dalam waktu 2 atau 3 minggu akan kami kirim perbaikan ke sana,” ungkapnya.
Berkaca dari sidang – sidang UNESCO sebelumnya, Hilmar optimis Reog Ponorogo bakal ditetapkan menjadi ICH UNESCO pada sidang yang digelar di Paris, Prancis itu.
“Kalau sudah masuk sidang, bisa dibilang masuk. Kecuali ada bahan-bahan yang kurang. Dan ini sudah kita persiapkan,” jelasnya.
Jika nanti ditetapkan, lanjut dia, Ponorogo mempunyai kekuatan baru mengembangkan potensi kebudayaan hingga ekonominya. “Saya pikir posisi Ponorogo sangat strategis dalam pengembangan Reog ke seluruh dunia. Saya tentu akan terus komunikasi dengan bupati agar posisi strategis Ponorogo sebagai sumber dari kebudayaan Reog bisa optimal. Mulai dari pendukung pelatihan, produksi alat-alatnya, hingga wisatanya,” jelasnya.
Kabar ini tentu saja disambut suka cita oleh Sugiri Sancoko. Sempat kecewa akibat kegagalan pada 2021 lalu, masuknya Reog Ponorogo dalam sidang UNESCO ini membayar lunas perjuangan para seniman dan pandemen Reog.
“Alhamdulillah mimpi dan perjuangan seniman, perjuangan masyarakat Ponorogo, perjuangan kita semua akhirnya cita-cita Reog diakui dunia segera terwujud,” ungkap Sugiri Sancoko.
Tidak ingin gagal lagi, terkait dengan kekurangan dokumen, ia pun langsung menginstruksikan kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Ponorogo untuk segera menindaklanjutinya.
“Kami sudah minta Dinas Pariwisata untuk komunikasi dengan Kemendikbud. Semoga segera tuntas dan dossier bisa segera dikirim ke sana,” terangnya. (Adv/lis)
Komentar