oleh

Telaga Ngebel Genjot PAD di Tengah Pandemi Covid -19

Cakrawala7.com.Ponorogo – Untuk mengurangi rasa was-was bagi masyarakat Ngebel dan pengunjung wisata di tengah pandemi Covid-19 ini, satgas obyek wisata Telaga Ngebel menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi setiap wisatawan yang menikmati keindahan alam Telaga Ngebel di tengah pandemi Covid-19.

Wisatawan Telaga Ngebel menerapkan physical distancing

Pandemi Covid-19 ini bagi warga sekitar dan pelaku usaha jasa wisata di Telaga Ngebel bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Disisi lain warga juga masih merasa was-was, sementara itu disisi lain juga warga membutuhkan pekerjaan agar tetap berjalan roda perekonomian.

“Sebenarnya masih was-was Mas kami dengan dibukanya Telaga Ngebel ini, namun disisi lain masyarakat butuh hiburan sementara kami disini juga butuh pemasukan. Jalan satu-satunya hanya menaati peraturan kesehatan, dan disiplin dengan diri sendiri Mas. Bila ada pengunjung yang ketika kita termogen suhu badannya di atas 37,5 atau 38 derajat dengan terpaksa kami tidak izinkan orang tersebut masuk ke wisata Ngebel,” ujar Patke sembari melihat suhu pengunjung di pos pintu masuk utama.

Hal senada juga disampaikan pemilik warung pecel dan lontong pecel di dekat pintu utama masuk wisata Ngebel.

“Sudah mulai rame pas sejak dibuka oleh Bupati dulu, ya kita sebenarnya was -was tetapi mari kita jaga diri kita masing-masing untuk keselamatan diri. Semoga warga Ngebel tidak ada yang kena Corona dan juga pengunjungnya semuanya sehat,” kata Ibu-Ibu yang enggan dicatat namanya oleh wartawan.

Begitu juga seperti yang diharapkan Sri Indarti Sulistiyowati pemilik rumah makan “Resto Bu Lis’’ dengan dibukanya wisata Ngebel oleh Pemkab terkait uji coba New Normal, ia mengaku merasa lega pasalnya bisa buka usahanya lagi.

“Bersyukur Mas karena kita juga menanggung karyawan, kalau liburnya lama ya bagaimana. Secara sadar kita tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan. Bahkan pelayan atau karyawan resto saya juga menggunakan face sheild serta sarung tangan dalam melayani hidangan, sementara untuk pemesan atau pengunjung resto dan dikasir kami gunakan plastik agar pengunjung ketika membayar tidak langsung kontak muka dengan kasir,” ujar Bu Lis sapaan akrab pemilik resto.

Untuk mengurangi kekhawatiran pengunjung dan juga para pelaku usaha di wisata Ngebel, Kapolsek Ngebel AKP. Haryono juga melakukan patroli di lokasi wisata serta selalu menghimbau pengunjung untuk taat pada protokol kesehatan.

“Untuk mengurangi kerumunan masa atau pengunjung jalan di depan dermaga, kami terpaksa kosongkan. Sehingga para pengunjung bisa menggelar tikar di jalan untuk mengurangi kerumunan di trotoar. Serta kami sudah usulkan ke pengelola Pariwisata Telaga Ngebel (Dinas Pariwisata) untuk memasang sound system supaya selalu mengingatkan para pengunjung untuk menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan,” harap Kapolsek Ngebel.

Kabid Destinasi dan Industri Disbudparpora Kabupaten Ponorogo, Muhariadi membenarkan adanya was- was warga dengan banyaknya pengunjung. Namun pihaknya memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah.

“Untuk melakukan protokol kesehatan terkait Covid-19 mulai masuk sudah dilakukan pengecekan suhu dan bila di pos masuk ditemukan pengunjung yang bersuhu 37,5 derajat keatas harus balik kanan. Sementara hotel dan rumah makan juga menerapkan physical distancing, seperti penataan kursi ada pengurangan jumlah kursi dan meja makan. Demikian juga dengan perahu harus dikurangi 50 persen jumlah penumpangnya, tetap harus bermasker, menyediakan hand sanitizer, dan mencuci tangan. Bahkan setiap satu jam sekali petugas dari pariwisata keliling memakai sound system dengan motor roda tiga untuk melakukan sosialisasi protokol kesehatan (mbende.red jawa),” ungkapnya.

Pintu masuk utama obyek Wisata Telaga Ngebel

Muhariadi juga mengatakan dengan diberlakukannya uji coba New Normal serta dibukanya kembali obyek wisata di Telaga Ngebel membuat pihaknya harus bisa memenuhi target PAD dari destinasi wisata ini.

“Setelah diberlakukannya uji coba New Normal ini yang semula kita sudah tutup selama hampir tiga bulan, kami mempunyai target 30.000 tiket terjual dengan estimasi anggarannya sebesar 240 juta rupiah setiap bulannya. Target sebelum Covid-19 sebesar 2.2 M per-tahun. Jadi sebulan rata-rata sebesar 200 jutaan, dan target kami tahun ini 2.4 M karena tahun lalu sebesar 2.2 M,” terang Muhariadi. (Tim)

Komentar

Leave a Reply

News Feed