oleh

Menelisik Sekilas Situs Sejarah Sirah Keteng

 

Kepala Desa Bedingin, Marjuki berada di sebelah arca Kalamakara, Sirah Keteng.

Cakrawala7.com, Ponorogo – Situs sejarah Sirah Keten, yang berada di dusun Keteng, Desa Bedingin Kecamatan Sambit Ponorogo Jawa Timur ini menyimpan berjuta misteri, banyak versi cerita yang mengisahkan tentang keberadaan situs ini. Kamis, ( 10/11/20 )

Situs Sirah keteng yang berada di dusun Keteng desa Bedingin Kecamatan Sambit ini berada di atas tanah seluas satu hektare. Arca Kalamakara atau kepala arca itu sendiri di yakini adalah sebuah arca penanda pintu masuk sebuah candi, melihat besarnya ukuran batu bata yang masih tersisa di sekitar arca bisa di pastikan candi tersebut pada saat itu berukuran cukup besar.

Sementara itu, di Desa Bedingin pada jaman pemerintahan Hindia Balanda terdapat prasasti yang menandakan atau sebagai petunjuk sejarah besar Nusantara, Prasti Sirah Keting sendiri keberadaanya sekarang di tempatkan di musium Nasional yang berada di Jakarta.

Sesuai dengan pembacaan parasati saat itu oleh Luis Karel Damais, pada tahun 1,126 Saka atau 1.204 Masehi bahwa masyarakat Desa Marjaya mendapat hadiah berupa tanah kamardikan ( tanah merdeka ) yang merupakan pemberian dari Maharaja Sri Jaya Digwijaya Sastra Prabu, karena masyarakat Desa Marjaya dianggap telah berjasa pada masa pemerintahan Kerajaan Panjalu dari Kediri. masyarakat Desa Marjaya itu sendiri sekarang lebih di kenal dengan Desa Bedingin.

 

Pintu masuk Sendang Beji Sirah keteng, dahulu pada era tahun 80 banyak di gunakan masyarakat umum untuk mandi ataupun berenang.

” Banyak versi atau cerita yang mengisahkan tentang keberadaan lokasi situs ini, ‘ terang Marjuki Kepala Desa Bedingin.

” Dari mulai versi atau cerita dari jaman kerajaan maupun versi cerita dari pewayangan, namun demikan apapun itu, kami berharap situs ini kedepanya harus tetap kita jaga, sehinga sejarah kejayaan nenek moyang kita masih akan bisa di ceritakan melalui situs peninggalan bersejarah ini, ” imbuh Marjuki.

Situs Sirah Keteng merupakan kekayaan budaya dan peninggalan sejarah yang tidak terhingga nilainya, sehinga peran serta pemerintah dan instansi terkait seharusnya selalu ada untuk mendampingi dan melestarikan keradaan obyek wisata ini. (din)

Komentar

Leave a Reply

News Feed