Ketua Ranting Gasmi melakukan pemotongan tumpeng di malam 1 Muharam
Cakrawala7.com — Lain dari yang lain cara menyambut datangnya tahun baru hijriah (malam 1 Suro), dengan berbagai cara penyambutan datang tahun baru tersebut. Kali ini ratusan warga Gasmi ranting Munggu bersama ranting Nambak dan Kalisat serta rayon Bungkal, melakukan tahlil dengan seribu obor di lapangan Desa Munggu pada Rabu malam (19/8/2020).
Sebelum pelaksanaan doa bersama atau tahlil ratusan warga Gasmi menancapkan seribu obor yang mengelilingi jamaah tahlil. “Acara ini memang kita kemas dengan doa bersama dengan ribuan obor dan takir,” (tempat nasi berbentuk kotak yang terbuat dari daun pisang) kata ketua Ranting Gasmi Munggu, Mohammad Saifudin.
Dalam sambutannya Ketua Ranting NU Munggu, Abdul Kholiq mengatakan acara ini sangat sinergis antara NU fan Gasmi. ” Mari acara seperti ini kita jadikan agenda tahunan, supaya Gasmi di Munggu berkembang pesat,” harapnya.
Kepala Desa Munggu, Sukamto merasa empati dengan acara yang digekar Gasmi. ” Saya sangat berterimakasih atas doa bersama malam ini, dan semoga Gasmi di Munggu bisa berdampingan damai dengan perguruan lain, karena di Munggu ada beberapa perguruan bela diri ,” harap Kepala desa.
Pembina Gasmi Munggu, Sapto menjelaskan filosofi obor yang dipasang saat menjalankan doa tahlil. ” Ini tadi saat berdoa lampu kita matikan dan digantikan dengan ribuan obor yang kita nyalakan, ini menandakan bahwa obor adalah urup , urup adalah urip (hidup) jadi Warga gasmi diharapkan hidupnya bisa memberikan penerangan kepada orang lain dalam arti memberi manfaat dan kedamaian. Kami berharap Gasmi di Munggu terus berkembang bisa mencapai ribuan seperti hitungan obor yang kita pasang dan kita nyalakan seperti malam ini,” tuturnya .
“Sementara Takir ini istilah kenduri mapak tanggal membikin tempat nasi yang terbuat dari daun pisang, karena kita semua merasa satu rasa dan melakukan makan bareng dengan menggunakan takir, takir kalau istilah adat orang Jawa artinya ben tatak olehe mikir, warga Gasmi harus punya pola pikir yang jernih,” pungkas Sapto . (nas)
Komentar