oleh

BKSAP DPR RI Kawal Monumen Reog Masuk Proyek Strategis Nasional

BKSAP DPR RI Kawal Monumen Reog Masuk Proyek Strategis Nasional
Rombongan BKSAP DPR RI melihat progres pembangunan monumen reog dan museum peradaban.

cakrawala7.com – Progres pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo mencuri perhatian nasional. Bahkan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melalui ketuanya Fadli Zon, siap mengawal MRMP menjadi proyek strategis nasional (PSN).

MRMP harus didukung, tekan Fadli Zon, melihat dari konsep kawasan wisata MRMP sebagai konservasi budaya, sejarah, hingga alam. Dinilainya tiga hal itu penting didorong negara, selain ditujukan sebagai wisata pemikat tentunya.

“Harus kita usahakan bersama, bagaimana pentingnya budaya di era globalisasi supaya kita tidak kehilangan identitas. Apalagi di sini rencananya juga sebagai tempat edukasi, literasi, ekspresi budaya,” kata Fadli Zon ketika bersama rombongan BKSAP DPR RI melihat secara langsung progres pembangunan di kawasan Giri Seto, Gunung Kamping Sampung, Sampung, Ponorogo, Sabtu, (19/8/2023).

BKSAP DPR RI Kawal Monumen Reog Masuk Proyek Strategis Nasional
Rombongan BKSAP DPR RI melihat maket MRMP di Pringgitan, Rumah Dinas Bupati Ponorogo.

Sementara itu,Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana, menilai MRMP merupakan kebijakan strategis dari Pemkab Ponorogo. Karena menarasikan kebesaran budaya dan menjadikannya sebagai modal pembangunan Kota Reog.

“Kita diwariskan budaya masa lalu yang luar biasa, namun memang hari ini kita kurang mengeksplornya.  Saya apresiasi Bupati Ponorogo, ia memiliki visi dan gagasan untuk menarasikan kemuliaan ponorogo,” ujarnya.

Alasan kuat, diungkapkan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko ketika merencanakan membangun MRMP atas dasar keinginannya untuk menaikkan kelas kabupaten dengan memaksimalkan potensi budaya yang dimiliki. Dilihatnya sektor pariwisata mempunyai kekuatan mendorong itu. Terlebih lagi, pariwisata, jelasnya, merupakan sektor yang tidak terlalu besar pengaruh buruknya bagi kerusakan alam maupun sosial.

“Pertanian memang cukup untuk kehidupan masyarakat Ponorogo. Namun untuk bisa naik kelas, kami mendorong pariwisata. Potensi budaya, alam, dan santri kami dorong mengakselerasi itu,” ucap Sugiri. (yas/ay)

Komentar

Leave a Reply

News Feed